Penemuan Harta Karun Rp1.916 Triliun Jadi Polemik

Jum'at, 20 Juli 2018 - 13:19 WIB
Penemuan Harta Karun Rp1.916 Triliun Jadi Polemik
Penemuan Harta Karun Rp1.916 Triliun Jadi Polemik
A A A
SEOUL - Gelombang keraguan terkait penemuan bangkai kapal Dmitrii Donskoi berisi emas senilai 150 trilliun won (Rp1.916 triliun, kurs Rp12,78 per won) di laut Korea menghempas Shinil Group. Berita sensasional itu diduga hanya untuk mendongkrak harga saham Shinil seperti yang dilakukan Dong-Ah Construction.

Shinil mengaku menemukan emas batang dan koin seberat 200 metrik ton di dalam bangkai kapal seberat 6.200 ton itu. Nilai saham sejumlah perusahaan yang ada kaitannya dengan penemuan itu langsung meroket. Layanan Supervisor Keuangan Korea pun mencoba meredam kondisi pasar saham yang overheated.

“Sejauh ini, semuanya tidak dapat dikonfirmasi,” tegas Layanan Supervisor Keuangan Korea, dikutip koreatimes.co.kr. Beberapa pihak langsung menentang dan menyatakan kapal itu bukan Dmitrii Donskoi, bangkai itu tidak menimbun emas, dan menuduh tujuan sebenarnya berita itu untuk menjual produk cryptocurrency.

Shinil didirikan pada 1 Juni dengan aset 100 juta won. Mereka ingin membeli saham perusahaan lokal, Jeil Steel. Atas berita itu, harga saham Jeil Steel naik sekitar 30% di KOSDAQ, Selasa (17/7). Saham Jeil Steel pun terus merangkak naik. Setelah Jeil Steel melakukan klarifikasi tidak melakukan bisnis harta karun, sahamnya kembali jatuh 20%.

“Para investor harus hati-hati karena semuanya belum pasti. Sekalipun Shinil mendapatkan izin untuk mengangkatnya, mereka belum tentu dapat memiliki aset di dalamnya,” ujar pejabat Korea, dilansir startribune.com. “Dong-Ah pernah seperti itu. Tapi mereka gagal dan bangkrut sehingga merugikan investor,” tambahnya.

Namun, perusahaan yang berkantor pusat di Seoul itu mempertahankan klaimnya. Shinil menyatakan akan menguak sesuatu yang akan mengejutkan seluruh dunia selama konferensi pers pada 25 atau 26 Juli mendatang. Jadwal dan tempat pertemuan tersebut akan diumumkan di situsweb http://donskoi.kr/ main/main.php.

Dmitrii Donskoi merupakan kapal perang Rusia yang tenggelam selama Perang Russia-Jepang (1904-1905). Ekspedisi bawah laut dilakukan Dong-Ah pada 2003. Namun, mereka gagal mengangkat bangkai itu karena ditentang investor yang menganggap pekerjaan itu tidak ada nilainya. Ekspedisi itu kadaluarsa pada 2014 lalu.

Sergei Klimovsky yang saat itu menjabat sebagai kepala riset di Central Naval Museum St Petersburg Rusia membantah kapal tersebut menimbun emas. “Tidak ada arsip atau bukti ilmiah yang mendukung bahwa di sana terdapat emas. Bangsa Korea hanya akan menghamburkan uang,” kata Klimovsky kepada bloomberg.com.

Shinil menyatakan, menemukan kotak mirip harta karun setelah melakukan inspeksi dengan dua kapal selam berawak. Namun, mereka belum membukanya. Kementerian Laut dan Perikanan Korea menyatakan Shinil dapat mengkat kapal dan mengambil emas itu setelah melakukan deposit sebesar 10% dari total estimasi nilainya.

Shinil menyatakan Rusia dapat mengambil alih kepemilikan bangkai itu jika kapal itu tenggelam akibat torpedo atau faktor eksternal. Sejarah mengisahkan para awak Dmitrii Donskoi meledakannya untuk menghindari penyerahan memalukan kepada Jepang. Jadi, penemu bangkai itu dapat memilikinya tanpa syarat apapun.

Fakta bahwa kapal itu ditinggalkan selama 100 tahun lebih merupakan faktor lain yang memperkuat kepemilikan Shinil terhadap Dmitrii Donskoi. Di bawah aturan hukum Korea, jika material berharga ditemukan, pihak perusahaan berhak mengambil bagian sebesar 80% setelah menyetor sebesar 20% kepada pemerintah.

Shinil menyatakan akan membereskan semua permasalahan administratif pada akhir bulan ini dan memulai proses pengangkatan antara September-Oktober. Shinil akan menyerahkan 50% emas itu kepada Rusia, sedangkan 10% kepada lembaga pariwisata Pulau Ulleung. Namun, jika ada, siapakah pemilik emas itu?

Para ahli mengatakan Rusia tidak mungkin menyimpan emas sebanyak itu di dalam satu kapal. Faktanya, tidak ada dek kapal yang dapat memuat 200 ton emas mengingat Dmitrii Donskoi mengangkut 12 artileri, 500 tentara, dan 1.600 ton batu bara. Sebagai perbandingan emas sebanyak 200 ton itu sama dengan dua kali lipat simpanan emas di Bank Korea.

Shinil juga mengklaim sebagai kelompok pertama yang menemukan Dmitrii Donskoi. Namun, para ahli mengatakan Institut Ilmu dan Teknologi Laut Korea (KOIST) telah menemukannya sejak 2003. Mereka tidak tertarik sedikit pun karena kapal itu tidak bernilai. KOIST mengatakan kapal itu sama dengan yang ditemukan Shinil.

Namun, Shinil menepis klaim KOIST. Dong-Ah yang juga menemukan Dmitrii Donskoi pada 2003 tidak terima dengan pernyataan Shinil. Mereka mengatakan jumlah emasnya hanya 500 kilogram. “Klaim Shinil tidak didasari bukti yang kuat. Shinil menyesatkan masyarakat dengan klaim palsu mereka,” ungkap Dong-Ah. (Muh Shamil)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3079 seconds (0.1#10.140)